Jumat, 08 November 2013

Laporan Percobaan Elektrolisis



A.   Tujuan
Mengamati reaksi yang terjadi di anode dan katode pada reaksi elektrolisis

B.   Landasan Teori

Dalam sel elektrolisis dapat dihasilkan suatu reaksi kimia dari aliran elektron dalam bentuk arus listrik. Reaksi kimia yang terjadi pada sel elektrolisis adalah reaksi redoks tidak spontan.
Rangkaian sel elektrolisis pertama kali dirancang oleh seorang ilmuwan inggris, Michael Faraday, yang mampu mengalirkan arus listrik dari suatu larutan elektrolit. Pada rancangan dasar sel elektrolisis, katoda merupakan kutub negatif, sebaliknya anoda merupakan kutub positif.
Sel elektrolisis memerlukan energi dari luar agar terjadi reaksi kimia (reaksi tidak spontan), sebaliknya sel volta tidak memerlukan energi dari luar. Pemberian tanda positif dan negatif elektroda pada sel elektrolisis berdasarkan pada potensial listrik dari luar system. Sedangkan pada sel volta berdarkan nilai potensial reduksi standar kedua electrode.
Reaksi yang terjadi pada sel elektrolisis tergantung dari bentuk elektrolit dan electrode yang digunakan. Jadi, reaksi dalam sel elektrolisis dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
    • Sel elektrolisis dengan elektrolit lelehan,
    • Sel elektrolisis dengan larutan elektrolit dengan electrode inert,
    • Sel elektrolisis dengan larutan elektrolit dengan electrode reaktif

C.   Alat dan Bahan:
1.      Alat:
a.       Klem Kuning persa/ Penjepit buaya
b.      Boshed
c.       Statif Besi
d.      Tabung U pipa samping
e.       Gelas Kimia
f.       Corong
g.      Baterai
h.      Kabel merah dan hitam
i.        Pipet tetes

2.      Bahan:
a.       Elektroda (karbon dari baterai)
b.      Larutan KI
c.       Penoktalin
d.      Indikator Universal
e.       Tabung reaksi
f.       Pipet tetes
g.      Larutan amilum


D.   Cara Kerja :

1.    Masukkan larutan KI kedalam pipa U
2.    Hubungkan elektrode karbon dengan penjepit buaya yang tersambung dengan baterai
3.    Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda (amati sekitar 5 manit)
4.    Masukkan indikator universal ke dalam tabung reaksi yang masih kosong
5.    Ambil larutan dari katode dengan menggunakan pipet tetes dan masukkan kedalam tabung reaksi yang telah diisi dengan indikator universal
6.    Ambil beberapa tetes larutan di katode dan masukkan kedalam tabung reaksi yang masih kosong tetesi dengan indikator penoftalin
7.    Masukkan larutan amilum kedalam tabung reaksi lainnya yang masih kosong tetesi larutan amilum dengan larutan yang berasal dari anode
8.    Amati perubahan yang terjadi di masing masing tabung reaksi

E.   Hasil Pengamatan

Cairan di Ruang
Perubahan selama elektrolisa
Perubahan Setelah ditambah
PP
IU
Amilum

KATODE

Ada gelembung gas

Pink

pH>7

Keruh

ANODE

Warna menjadi Keruh
Tidak berwarna

pH<7

Hitam



F.    Kesimpulan

1.      Reaksi yang terjadi adalah :
                KI(aq)                             à        K+  +  I-
            K : 2H2O(l) + 2e-          à        H2 + OH-
            A : 2I-(AQ)                     à        I2 + 2e-
2.      Katode: terjadi gelembung karena adanya  reaksi reduksi air, karena ion K+  merupakan logam golongan IA yang memiliki E0 paling negatif. Ini menyebabkan ion K+ tidak bisa mengalami reduksi.
3.      Anode: larutan menjadi keruh (seperrti betadine) karena adanya oksidasi I- menjadi I2 , karena E0 yang bernilai positif. Warna kuning itu sendiri berarti iodin . Pada suhu ruangan iodine berbentuk cair.  Benar tidaknya warna itu adalah iodine, dibuktikan dengan diberikannya cairan iodine tersebut pada amilum, amilum pun menjadi ungu kehitam-hitaman.
4.      Oksidasi dan reduksi terjadi secara bersamaan
5.      Logam yang menjadi elektroda mempengaruhi reaksi yang terjadi dalam sel elektrolisis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar